ETIKA PROFESI BRIMOB 1. DISIPLIN YANG TINGGI 2. JIWA KORSA YANG KUAT 3. SEMANGAT JUANG YANG ULET 4. IKATAN KESATUAN YANG KONSISTEN 5. PEKA DAN RESPONSIF.......... JATI DIRI BRIMOB * BEKERJA KERAS CARAKU * RIDHO ALLAH HARAPANKU * IKLAS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS * MENGABDI TUGAS KEWAJIBANKU * OPTIMIS CARA BERPIKIRKU * BERSYUKUR CARA BERTRIMAKASIHKU
Selasa, 03 Februari 2015
Pesawat
milik maskapai Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501 diyatakan hilang
kontak pada hari Minggu (28/12/2014). Pesawat tersebut melayani rute Surabaya –
Singapura dengan mengangkut 7 kru dan
155 penumpang yang terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak dan 1 bayi ,
pesawat tersebut diperkirakan jatuh di
selat karimata Pangkalan Bun Kalimantan Tengah ditandai dengan ditemukannya
korban Air Asia Oleh Nelayan. Kapolda kalimantan tengah Brigjen Pol. Drs.
Bambang Hermanu, SH., MM Beserta Kasatbrimob Polda Kalteng Kombes Pol Abdul
Hasyim, S.H.M.Si. Memberangkatkan Personil Satbrimob Polda Kalteng Detasemen B
yang ada di Sampit dan Pangkalan Bun untuk membantu evakuasi bergabung dengan
Basarnas di mulai hari pertama disaat
pesawat dinyatakan jatuh di Kotawaringin Barat, untuk kegiatan kegiatan yang
terpusat Satbrimob dan satuan kewilayahan
mendirikan Posko Posko utama Polri antara lain di Pelabuhan Panglima
Utar, Bandara Iskandar, RSUD Imanudin.
Kapolda Kalteng dan Kasatbrimob Polda Kalteng Beserta jajaran menyampaikan akan
siap menindaklanjuti setiap laporan masyarakat yang berkaitan dengan serpihan
maupun korban pesawat AirAsia, imbauan kepada masyarakat itu telah disampaikan
melalui Kapolres dan Kasatbrimob,
Personil yang bertugas di wilayah Kalimantan Tengah, terutama di perbatasan Laut
Jawa, mulai dari Sukamara, Kotawaringin Barat, Seruyan, Sampit, Pulang Pisau,
sampai ke Kapuas terus malakukan upaya menemukan jenazah penumpang dan bangkai
pesawat Airasia terus dilakukan hingga hari ke 32 (28/1/2015) selain mengangkut
serpihan Airbus 320-200 Tim gabungan Basarnas, tenaga medis DVI Polda Kalteng,
Polisi Perairan, Satbrimob Polda Kalteng Subden 1 Sampit dan 2 Pangkalan Bun Detasemen B Pelopor dan
TNI berhasil mengevakuasi 70 Jenazah dari 162 penumpang dan Kru Pesawat.
Selasa, 25 November 2014
JIBOM
PENGENENALAN BAHAN PELEDAK ( HANDAK )
PENGERTIAN BAHAN PELEDAK ( HANDAK )
Sesuai dengan KEPPRES NO. 125 TH 1999 PASAL 1
Bahan
peledak adalah: bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau
campurannya yang apa bila di kenai aksi berupa panas, benturan atau
gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat - zat yang lebih stabil
yang sebagian besar atau keseluruhannya berbentuk gas dan perubahan
tersebut berlangsung dalam waktu singkat disertai efek panas dan tekanan
yang sangat tinggi.
Bahan peledak dapat dibedakan berdaarkan kecepatan rambat ledakan (velocity of detonation) dan kekuatan ledakan :
a) Bahan peledak berkekuatan rendah ( low Exlosive )
ciri-cirinya:
- kecepatan daya rambat ledakan 331,7 meter /detik ( dibawah kecepatan suara )
- proses ledakannya tidak spontan.
- sifatnya terbakar ( pembakaran cepat )
- dapat meledak apa bila dalam kemasan tertutup
- dapat di picu dengan api.
contoh: black powder, smokless powder, flas powder dll.
b) bahan peledak berkekuatan tinggi ( high explosive )
- kecepatan daya rambat ledakan diatas 331,7 meter/detik ( diatas kecepatan suara)
- proses ledakannya spontan
- sifatnya menghancurkan
- dapat meledak tanpa cassing/wadah tertentu
- terjadinya ledakan dipicu dengan detonator.
conto: TNT, RDX,C4,FLEK E DLL
C)Bahan peledak initiator
- penggunaanya tebatas
- sangat peka dari segala aksi berupa panas, benturan dan gesekan.
- sifatnya menghancurkan.
- dipergunakan sebagai isian detonator.
Berdasarkan wujud dan bentuknya :
a) bahan peledak serbuk, contoh : misiu, serbuk petasan, serbuk hitan, anfo dll.
b) bahan peledak semi plastik contoh: dinamit, power gell, daya gell dll
c) bahan peledak Plastik contoh: emulision explosive, c1-c4 dll.
berdasarkan penggunaannya :
a) bahan peledak komersial (komersial explosive) yaitu bahan peledak yang
dipergunakan untuk kepentingan industri
b) bahan peledak Militer ( militery explosive ) adalah bahan peledak yang di
pergunakan untuk kepentingan militer.
LEDAKAN.
Definisi ledakan.
Ledakan
adalah proses terlepasnya energi / gas secara mendadak disertai oleh
suhu yang tinggi, goncangan yang hebat dan suara yang sangat keras.
Jenis ledakan ada 3 yaitu :
a. Ledakan mekanis adalah terjadinya ledakan akibat peralihan suhu pada suatu bahan
secara berangsur - angsur yang mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi
sehingga melampaui batas kemampuan daya tahan struktur kemasan.
contoh ledakan ketel uap, ledakan ban pecah dll
b. Ledakan kimia adalah suatu ledakan yang terjadi akibat adanya perubahan struktur
kimia padat, cair, gas atau campurannya yang berlangsung dalam waktu yang singkat
secara keseluruhannya berubah menjadi gas dengan disertai efek panas dan tekanan
yang sangat tinggi.
c. ledakan nuklir adalah suatu ledakan yang terjadi akibat reaksi fisi nulir (
pembelahan inti atom ) dan fusi nuklir ( penggabungan inti atom).
EFEK LEDAKAN.
Ada 5 efek/dampak dari ledakan yaitu:
1. over pressure ( tekanan yang berlebihan )
pada suatu ledakan bom akan menimbulkan perubahan tekanan udara secara
tiba-tiba dan sangat signifikan diareal ledakan dari tekanan udara normal
sebelumnya.
2 fragmentation ( pecahan )
dalam ledakan bom pasti akan menimbulkan kehancuran kemasan atas benda - benda
di sekitar areal,pecahan tersebut akan berhamburan dan dapat mengenai sasaran
disekitarnya.
3.Impact ( daya dorong)
dalam suatu ledakan bom sudah pasti terjadi kuatan yang sangat berlebihan
sekitar areal ledakan sehingga menimbulkan runtuhnya tembok,tumbangnya pohon dan
menerbangkan benda - benda yang ada disekitarnya.
4.panas ( Heat)
dalam suatu ledakan bom dapat kita lihat kilatan api seperti kita ketahui api
tersebut menimbulkan panas.
5.Biologi, kimia radiologi.
bahan peledak terbuat dari beberapa unsur kimia jadi setiap terjadi ledakan
kemungkinan besar akan meninggalkan sisa - sisa kimia, sehingga dampak dari
sisa -sisa bahan kimia akan tertingal.
Senin, 24 November 2014
SINERGI POLRI dan TNI
Joget Bareng
Polda Kalteng dan Korem 102 Panju Panjung berbaur di Bundaran Besar Palangka Raya
ADA pemandangan cukup menyita perhatian
di Bundaran Besar, Minggu (9/11) pagi. Ratusan orang berpakaian loreng-loreng
bercampur cokelat dan Hitam BRIMOB, membanjiri bundaran.
Ya, para anggota Korem 102 Panju Panjung dan anggota Polda Kalteng shabara Brimob , adu joged.
Bukan untuk bersaing, melainkan menjalin silaturahmi.
Korem mengerahkan pasukan Batalyon Yonif 613 Antang, Kodim 1016/Plk dan
unsur lainnya di TNI, Polda menurunkan Brimob serta Sabhara. Masing-masing
dipimpin komandan wilayah; Danrem 102 Panju Panjung Kolonel Kav Sulaiman
Agusto dari TNI, dan Kapolda Kalteng Brigjen Bambang Hermanu Beserta Kasat Brimob Kombes Pol Abdul Hasyim Tak ketinggalan,
Wakil Wali Kota Mofit Saptono juga turut hadir.
Tapi jangan salah, unjuk kekuatan ini bukan sebagai aksi bentrok aparat.
Dua kekuatan besar ini berbaur untuk mengikuti senam bersama dan joged bareng.
“Selain dalam rangka menyambut Hari Pahlawan yang jatuh 10 November dan HUT BRIMOB Ke 69 Tahun 2014,
kegiatan ini juga untuk menjalin kebersamaan TNI-Polri dengan masyarakat,” terang Kapolda
Kalteng Brigjen Pol Drs Bambang Hermanu.
Menurutnya, TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat Kalteng. Ini dibuktikan mereka dapat bersatu dan berbaur menggelar
acara bersama.
Dandrem 102/Pjg Kol Kav Sulaiman Agusto mengatakan, selain jelang hari
pahlawan, acara ini menepis pemberitaan bahwa TNI dan Polri itu tidak bisa
bersinergi.
“Tak ada masalah sama seperti yang dikatakan Kapolda Kalteng bahwa TNI dan
Polri bisa bahu membahu dan selama ini kedua instansi saling bahu menbahu hanya
saja beberapa waktu lalu itu oknum anggota saja,” ujar Agusto.
Ditambahkan Agusto, kegiatan yang pertama kalinya digelar ini, setidaknya
dapat ditiru jajaran di kabupaten kota.
“Kegiatan yang dilaksanakan ini bagus dan patut dicontoh karena kedua
aparat keamaanan ini bisa bekerja sama,” tegas Mofit Saptono.
diperkirakan ada sekitar 2.000 peserta senam
bersama dari TNI-Polri. Itu belum
termasuk masyarakat yang ikut SEJARAH TERBENTUKNYA SATBRIMOB POLDA KALTENG
SEJARAH TERBENTUKNYA
SATBRIMOB POLDA KALTENG
Karena situasi dan kondisi Kamtibmas pada tahun 1945 yang
tidak menentu diseluruh wilayah Indonesia, Polri di tuntut untuk ikut ambil
bagian dalam mempertahankan kemerdekaan Negara RI. Maka pada tanggal 14
Nopember 1945, Polri membentuk satuan pendobrak yang merupakan cikal bakal
berdirinya Sat Brimob. Keberadaan Brimob kala itu ternyata cukup berhasil,
sehingga pada perkembangannya satuan Brimob mulai disebarkan diseluruh Indonesia,
tidak terkecuali di wilayah Kalimantan.
Pada jaman
perjuangan, di Kalimantan Selatan ternyata sudah terbentuk pasukan inti Polri
yang diberi nama Mobile Brigade (Mobbrig) Polisi Negara. Warga Kalsel lebih
mengenal dengan sebutan ”Polisi Kilat”. Sedangkan di Jawa sebutannya ”Polisi
Istimewa” yang pada akhirnya menjadi MB alias Mobrig. Polisi Kilat di Banjarmasin langsung dibawah komando Kepala Polisi
Komisaris Kalimantan Selatan ( K.P. Kom. Kalsel ).
Pada Desember 1950, datang
satu pleton berkekuatan 45 orang dari Mobile Brigade Besar (MBB) Surabaya di
bawah pimpinan Pembantu Inspektur Polisi Kelas II Muhari. Pada Januari 1951 dibentuklah
pasukan inti Polri di Banjarmasin dengan nama Mobbrig Rayon Kalsel. Anggotanya
terdiri dari gabungan Polisi Kilat Banjarmasin dengan I pleton MBB Surabaya.
Maka jadilah Kompi 5115 Mobbrig Rayon Kalsel dengan Dankinya Inspektur Polisi Kelas
II R ABDUL RAHMAN.
Pada tahun 1951 mendapat
tambahan satu kompi dari pendidikan Mega Mendung Bogor dengan nama Mobrig
Reserve (Mobrig Cadangan) menjadi Kompi 5163 di Martapura. Namun pada akhirnya
pindah ke Guntung Payung pada tahun 1953 hingga sekarang, yang saat itu pejabat
Dankinya adalah Inspektur Polisi Kelas II PUDJIHARTO.
Pada tahun 1954 mendapat
tambahan 3 Kompi dari Jawa, Maka terbentuklah Mobrig Rayon Kompi 5482 dan 5488 di
Rantau, serta Kompi 5489 di Martapura. Dengan tambahan 3 Kompi maka pada tahun
1960 terbentuklah 2 Batalyon Mobbrig di bawah koordinator dan inspeksi 108
(KOIM 108) Kalimantan yang berkedudukan di Banjar Baru. Dua batalyon baru itu
adalah, batalyon 822 berkedudukan di Guntung Payung, terdiri dari kompi 5115,
kompi 5163 dan kompi 5489, serta batalyon 832 berkedudukan di Pagat Barabai
yang terdiri dari Kompi 5481 dan Kompi 5488.
Berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI tanggal 14 Nopember 1961 sebutan Mobrig dirubah menjadi Brimob
(Brigade Mobil). Bersamaan dengan itu Presiden menganugerahkan penghargaan tertinggi
bagi Korps Brimob sebuah Pataka dengan nama ”NUGRAHA SAKANTRI YANA UTAMA”, pada suatu upacara HUT Brimob. Perubahan
selanjutnya KOIM menjadi KOMOBDA / KOBRIMOBDA (Komando Resimen Brigade Daerah),
yang akhirnya berubah menjadi Resimen Brimob. Sedangkan Resimen VIII Brimob
Kalimantan pada waktu itu membawahi 4 Batalyon Brimob yaitu Yon 822 berkedudukan
di Guntung Payung-Kalsel, Yon 823 di Barabai-Kalsel, Yon 836 berkedudukan di
Pontianak-Kalbar, Yon 837 berkedudukan di Balikpapan-Kaltim.
Pada tahun 1972 dengan adanya Skep Kapolri No. Pol. : Skep /
05 / III / 1972 diadakan reorganisasi
dan fungsionalisasi Brimob seluruh Indonesia. Pelaksanaannya Resimen VIII
Brimob Kalimantan dilebur menjadi satuan-satuan Brimob, Tiap Polda memiliki
Satuan Brimob, Tiap Satuan Brimob membawahi satu Kompi berdiri sendiri.
Keberadaan Satuan Brimob di
wilayah Kalteng berawal pada tanggal 08 Februari 1995 pada saat itu Kapolda
Kalselteng mengeluarkan Surat Keputusan Kapolda No. Pol. Skep 03. B – A / II / 1995 tentang penempatan
personel dalam rangka peresmian pembentukan organisasi dan prosedur badan –
badan tingkat di kewilayahan Polda Kalteng, termasuk rencana pengadaan Sat
Brimob.
Pada saat bersamaan juga terjadi
pergeseran16 prajurit Sat Brimob dari Kompi 5163 Guntung payung yang merupakan
cikal bakal terbentuknya Sat Brimob Dit Samapta Polda Kalteng. Pada tanggal 9
Februari 1995 Lettu Pol SUGENG SUPRIYANTO dan Serma SUNGKOWO diangkat menjadi
Danki dan Wadanki Brimob Kalteng berdasarkan Telegram Kapolda Kalselteng No.
Pol. : TR / 124 / II / 1995.
Pada tanggal 12 Desember
1995 terbitlah Skep Kapolda Kalteng No. Pol. : Skep / 65 / Ditpers / XII / 1995
tentang penarikan 21 personil jajaran Polda Kalteng direkrut untuk mengawaki
susunan Kompi Sat Brimob Dit Samapta Polda Kalteng. Kemudian pada tanggal 18
April 1996 dihadapkan 75 Tamtama lulusan Pusdik Brimob Watukosek untuk ditempatkan
di Sat Brimob Dit Samapta Polda Kalteng. Dengan terbentuknya kerangka Kompi
maka sesuai Surat Perintah Kapolda Kalteng No. Pol. : Sprin / 92 / VII / 1996 / Dit Pers tanggal 12 Juli 1996 diperintahkan salah seorang
Pama Polda Kalteng lulusan PTIK angkatan XXXI, Kapten Polisi RACHMAD
FUDAIL menjabat sebagai Komandan Satuan
Brigade Brimob Dit Samapta Polda Kalteng.
Berdasarkan Skep Kapolda Kalteng
No. Pol. : Skep / 101 / - Ditpers / VII / 1996 tanggal 18 Agustus 1996
dikeluarkan keputusan untuk merekrut 40 Bintara Polri lulusan Seba PK Polri
tahun 1995 / 1996 untuk menjadi Prajurit Sat Brimob. Dengan terjadinya beberapa
variasi kriminal masyarakat yang terjadi di tanah air, sehingga peran dari satuan pemukul Polri perlu dikedepankan.
Berdasarkan kebijakan pimpinan Polri pada tahun 1997 Satuan Brimob di seluruh
Indonesia mengalami pemekaran. Guna proses menuju ke arah tersebut pada tanggal
24 Desember 1997 dikeluarkan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Po. : Kep / 11 / XII / 1997
tentang pengesahan Satuan Brimob Daerah dan Mayor Polisi Drs RACHMAD
FUDAIL selaku Dansat Brimob Polda Kalteng pertama diperintahkan untuk melaksanakan validasi Sat Brimob Dit Samapta
Polda Kalteng menjadi Sat Brimob Polda Kalteng
yang pelaksanaannya dimulai
tanggal 4 Mei 1998.
Seiring dengan
dimekarkannya Satuan Brimob di seluruh Indonesia, pada tanggal 23 Juni 1997
didatangkan 150 Bintara Remaja lulusan 1996 / 1997 dari beberapa SPN di pulau
Jawa sehingga dengan jumlah personel yang telah ada dibentuklah 3 Kompi
kerangka yang berkedudukan di Mako Sat Brimobda Kalteng di Palangka Raya, mako
Kompi A / 9817 di Bukit Batu tangkiling, mako Kompi B / 9818 di Sampit Kotim
dan mako Kompi C / 9819 di Kapuas.
Dipandang masih kurangnya
personel Sat Brimob Polda Kalteng karena semakin beratnya tugas yang harus
diemban oleh pasukan pemukul Polri, maka Kapolda Kalteng mengeluarkan Surat Keputusan
Kapolda Kalteng No. Pol. : Skep / 16 / VII / 1998 tanggal 16 Juli 1998 tentang
penempatan pertama Bintara PK Polri lulusan Dikmaba TA. 1997 / 1998 sebanyak 20
personel pada Sat Brimob Polda Kalteng dan sampai sekarang masih dibutuhkan
penambahan personel disebabkan faktor geografis yang ada di Kalimantan Tengah
ini sangat luas.
5. AKBP Drs. RESTU M BUDIYANTO (Tahun 2004 s/d
2006)
6. AKBP Drs. HARIONO (Tahun 2006 s/d 2007)
13. KOMBESPOL
ABDUL HASYIM, SH,M.Si ( Mei 2014 Sampai Sekarang
Ditangan - tangan para pemimpin
inilah, Sat Brimob Polda Kalteng berhasil menyelesaikan masalah - masalah yang
berkembang di bumi Tambun Bungai ini. Dari masalah kerusuhan Etnis yang sempat menjadi
masalah nasional serta penyelesaian masalah - masalah yang termasuk dalam program
keberlanjutan kebijakan Kapolri yang diantaranya merupakan kasus yang marak di wilayah
hukum Polda Kalteng adalah : ILLEGAL LOGING, ILLEGAL MINING, NARKOBA serta
PERJUDIAN.
Sejak berdirinya Sat Brimob Polda Kalteng, telah banyak
terlibat di dalam berbagai macam operasi Kepolisian baik yang bersifat insidentil,
rutin maupun di bawah kendali pusat diantaranya :
a.
Telah diberangkatkan 2
kompi berturut - turut ke Jakarta dalam Ops’ Mantap Brata IX dan Ops Mantap Brata X BKO Polda
Metro Jaya dalam rangka PAM Sidang Istimewa MPR/DPR pada tahun 1998-1999.
b. Pelibatan 1 kompi dalam
Ops’ Hanoin Lorosae tahun 1999-2000 di Timor-Timur ( jajak pendapat ).
c. Pelibatan 1 kompi dalam
Ops’ Sadar Matoa tahun 2000-2001 di Provinsi Papua.
d. Pemberangkatan 4 kompi
secara rotasi dalam Ops’ Tegak Rencong dan Ops’ Sadar Meunasah tahun 2003 s/d 2005
di Provinsi NAD, serta
e. Pelibatan 1 kompi dalam
Ops’ Lintas Batas tahun 2005 di Provinsi
Sumut.
Dengan berkembangnya wilayah Polda Kalteng
berdasarkan :
a. Keputusan Kapolri
No. Pol. : Kep / 01 / I / 2002 tanggal 2 Januari 2002 tentang kebijaksanaan dan
strategi Kapolri tahun 2002 s/d 2004.
b.
Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 27 / IX /
2002 tanggal 27 September 2002 tentang Reformasi Brimob Polri.
c.
Keputusan Kapolri
No. Pol.: Kep / 54 / X / 2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Validasi Brimob.
d.
Keputusan Kapolri
No. Pol. : Kep / 59 / X / 2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang penentuan
besaran kekuatan Sat Brimob Polda Kalteng Brimob dan kepangkatan Kasat Brimob.
e.
Peraturan Kapolri
Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan Organisasi dan
tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
Dislokasi Mako / perkuatan Sat
Brimob Polda Kalteng tersebar di 14 Kabupaten / kota yang ada di Kalimantan
Tengan dengan uraian sebagai berikut :
Mako Sat
Brimob Polda Kalteng : Bukit Batu Tangkiling ( Palangka Raya )
Mako Detasemen
Gegana : Palangka Raya
Mako Subden 1
Den Gegana : Bukit Batu Tangkiling ( Palangka Raya )
Mako Detasemen A
Pelopor : Palangka Raya
Mako Subden 1 Den
A Pelopor : Palangka Raya
Mako Subden 2 Den
A Pelopor : Bukit Batu
Tangkiling ( Palangka Raya )
Mako Detasemen B
Pelopor : Sampit ( Kabupaten Kotim )
Mako Subden 1
Den B pelopor : Sampit ( Kabupaten Kotim )
Mako Subden 2 Den
B Pelopor : Pangkalan Bun Kabupaten Kobar
Struktur organisasi Sat Brimob Polda Kalteng
disusun berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September
2010, tentang susunan Organisasi dan
tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah, maka Sat Brimob Polda Kalteng
terdiri dari Staf Sat Detasemen Gegana yang terdiri dari 4 (Empat Subden
Gegana), Detasemen A Pelopor terdiri dari 4 (Empat Subden Pelopor) dan
Detasemen B Pelopor terdiri dari (Empat Subden Pelopor) untuk memback up 14
Kabupaten / kota yang di wilayah hukum Polda Kalteng dengan kekuatan hingga sampai
Bulan September 2015
berjumlah 664 personel polri ,2 pns dan 1cpns ( DSPP 1714 Pers) dan saat ini Sat
Brimob Polda Kalteng dipimpin oleh Kasat KOMBESPOL ABDUL HASYIM, SH,M.Si dengan Wakasat AKBP AMOSTIAN, SiK.
Langganan:
Postingan (Atom)